Jangan salah sangka kalau saya menulis tentang film yang lagi dalam proses ini. Saya tergelitik ingin menulis ini karena barusan saya membaca status kawan saya di fesbuk yang berbicara tentang Miyabi dan rencananya bermain film di sini.
Dalam pandangan kawan saya, siapa pun yang mengenal Miyabi dan tahu bahwa dia adalah bintang film porno, berarti pernah menonton filmnya. Saya terkaget" sendiri membacanya. How come? Saya tahu benar siapa Miyabi, tapi sungguh, saya baru tahu wajahnya setelah dia muncul di mana" karena film Menculik Miyabi (MM) yang akan dilakoninya itu. Itu pun saya merasa menyesal karena baru tahu wajahnya sekarang.
Logika saya begini. Sebuah ilmu pengetahuan, wacana, atau apa pun istilahnya, tidaklah akan pernah ada ruginya ketika kita mempergunakannya di jalanNya. Sebagai seorang ibu, penting sekali kita tahu siapa si A, siapa B, so kita tidak akan pernah dibodohi oleh siapa pun. Bayangkan seandainya anak" kita diberi sekumpulan koleksi film Miyabi dan kita dibodohi bahwa itu hanyalah film kartun? (suer, ini kejadian nyata).Na'udzubillah...jangan sampai kejadian itu menimpa kita...
Mengetahui siapa Miyabi bukan berarti kita harus pernah nonton film" apa yang pernah dilakoninya. Saya tahu siapa Miyabi. Banyak kok yang ngomongin siapa Miyabi. Maria Ozawa alias Miyabi adalah bintang film porno dari Jepang. Itu cukup membuat kita warning andai ada yang berbicara tentang dia. Apalagi di depan anak" kita atau keluarga kita. Saya agak menyesal baru tahu wajahnya sekarang. Menyesal karena andai ada yang membodohi saya dengan memberikan koleksi filmnya pada keluarga saya dengan wajah dia dan dengan nama yang disamarkan, saya tidak akan tahu bahwa itulah si Miyabi. Syukurlah itu hanya pengandaian saya aja.
Well, bicara tentang filmnya sendiri, terus terang saya tidak tahu harus ngomong apa. Saya tahu siapa Raditya Dika, si penulis film MM ini. Saya suka dengan tulisan"nya. Saya suka dengan blognya. Saya juga suka dengan novel"nya. Saya bahkan mengenalkan novelnya kepada suami saya, yang tidak suka membaca novel, dan beliau pun menyukainya. Tapi karena keterlibatan dia di film ini, terus terang saya ingin meninjau ulang keberpihakan saya kepadanya, walaupun setengah mati dia tereak bahwa filmnya tidak mengandung unsur porno sama sekali.
Saya memang setengah yakin bahwa filmnya tidak ada unsur pornonya babar blas. Saya pun tahu pemilihan Miyabi dan penggunaan namanya untuk judul film ini murni pertimbangan bisnis semata. Terbukti geger film ini sudah menimbulkan keingin tahuan semua lapisan masyarakat yang artinya cukup bisa diprediksi berapa orang yang nantinya ingin tahu seperti apa sih sebenarnya filmnya dan dipastikan akan mendatangi bioskop untuk memuaskan keingintahuan tersebut.
Cuma masalahnya, kenapa harus Miyabi? Bagaimana pun stigma tetap akan melekat kepada yang bersangkutan ke mana pun dan di mana pun dia akan berada. Selama yang bersangkutan juga tidak pernah berupaya untuk merubahnya. Siapa sih yang tidak kenal Miyabi? So, filmya, sebersih apa pun, pastinya akan tidak lepas dari stigma tersebut.
Di lain pihak, kok sepertinya kita sudah kehabisan dengan artis" yang 'bersih' sehingga harus memakai Miyabi untuk mendongkrak perolehan untung yang banyak? Bukankah itu artinya sudah tidak percaya dengan jalannya rejeki, which means tidak percaya dengan janji Allah?
Bahkan cobalah kita renungkan. Andai benar Miyabi di sini bermain film 'bersih', tidakkah ke depan orang akan lebih memujanya, menyanjungnya, dan 'merestui' apa pun polah dia nantinya, bahkan pun seandainya dia kembali bermain film esek" lagi? Inikah yang ingin diciptakan? Ya Allah...ampuni kami jika salah mengambil langkah...
Well, jika Miyabi, si bintang porno saja sudah dipuja dan bahkan dipercaya sebagai si pemberi rejeki, saya tidak tahu, akan menjadi seperti apa negeri kita ini kelak.
Seorang ibu yang sedang gundah gulana,
Ummu Rasyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar