Senin, 19 Desember 2011

Garut van Java

Gak pake lama. Itu tema jalan-jalan keluarga kali ini. Baik lama ngerancang rute dan tujuan, juga lama di waktu jalan-jalannya. Walhasil disepakati, kali ini kami menggunakan kendaraan pribadi, supaya pulang pergi ga tergantung angkot dan mobilisasi di lokasi mudah. Sempet bingung mau kemana. Tapi berhubung sebelum puasa udah ke Ujung Genteng (liputannya nyusul yah!) Dan pesona tatar pasundan belum pupus dari ingatan, maka kami memilih untuk meneruskan petualangan ke bumi Garut.

Sempet hampir batal karena tergoda untuk ikutan misi ke Somalia, tapi mengingat faktor regenerasi, akhirnya junior boleh berangkat. Tapi ternyata apes lain menunggu karena rekan sejawat sesama jaga mengikuti pelatihan hiperkes. Walhasil, jadilah gw njagain klinik 3x24 jam. Alhamdulillah, hasil kerja rodi dibayar tuntas untuk membiayai perjalanan ini. Udah ah, katanya mau cerita perjalanan kok malah curhat.

Jadi, sebelum berangkat, aku googling untuk cari penginapan. Bukan apa, sempet ga kebagian kamar karena semua kelas ekonomi penuh. Kalo ga bawa keluarga sih ga bakal penuh, wong tidur di masjid. Udah gitu sempet nginep di lokasi yang full audio ah-uh-ah-uh dari kamar sebelah. Daripada ntar disangkain istri kita biasanya nginap di losmen begituan mending sekarang lebih waspada. Maka dapatlah Sari Papandayan Resort and Agrotourism. Liputan resort ini dibahas tersendiri ya.

Ada alasan kenapa gw milih di Sari Papandayan, bukan hotel lain di tengah kota atau dekat daerah Cipanas. Tadinya kami mau berangkat hari Sabtu. Tp berhubung Sabtu itu istri masih dinas di sekolah dan gw ada undangan konser amal, jadinya keberangkatan ditunda Minggu subuh. Mau berangkat malam juga males banget. Daripada nggak aman karebaa ngantuk, mending berangkat besok.

Dari Depok jam 6 lewat dikit, jadi masih cukup lengang sampai pintul tol Lenteng Agung. Perjalanan lancar tanpa hambatan selain salah keluar. Harusnya exit di Dayeuh Kolot keterusan sampe Cileunyi. Btw, buat temen yang kemarin nyaranin gw pake GPS, udah gw kerjain. Plus minus lah. Plusnya lu tau lu nyasar, minusnya kadang2 GPS itu yang bikin lu nyasar karena salah posisioning.

Singkat cerita, kami sampe Garut (gapura selamat datang) jam 10-an. Karena acara kami mau mandi air panas, terus ke kawah dan candi cangkuang, maka mobil diarahkan ke cipanas dulu. Tujuan kami sih Taman Air Sabda Alam, biar bukan cuma berendam. Kemarin mau book disini tapi males karena pikiran gw pasti bakal rame banget.

Taman Air Sabda Alam
Salah satu pemandian air panas alami yang dilengkapi dengan fasilitas a la Waterpark. Ada seluncuran, kolam arus dan ember tumpah. Juga arena outbound seperti flying fox dan trampolin. Secara umum nilai gw 6/10. Fasilitas banyak yang ga terawat bahkan cenderung berbahaya. Punggung gw berdarah waktu ngeluncur di seluncuran tertingginya. Bahkan akibat benturan cukup keras, efeknya terasa hingga ke tulang leher. Tempat makan minim pilihan. Ga ada penyewaan baju renang (elu ga bisa mampir doang, kecuali mau ninggalin sempak basah). Dan ga ada kolam renangnya. Hanya kolam rendam air hangat dengan berbagai ukuran. Untung, pas kami dateng ga lama hujan lebat. Jadinya kami bisa memonopoli sumber air panas yang dimasukkan ke kolam tersebut.

Resto Mulih K' Desa
Laper main air, kami makan siang plus malam di resto ini. Sesuai dengan namanya, semua suasana dibuat seperti di desa. Bukan hanya rumah gubuk, sawah dan empang ikan. Tapi peralatan makan juga dari piring dan gelas kaleng! Hommy banget kalo elo merindukan desa.

Menu standar, tapi menurut istri jaauh lebih enak dibandingin sama resto sunda lain (nanti kami mau komparasi dengan Cibiuk yang banyak direkomedasiin). Untungnya, disini mereka masih punya permainan tradisional semacam dakon, atau eggrang. Bisa lah gw ngajak anak gw jatuh bangun belajar eggrang.

Untuk menu nasi merah, ikan nila bakar seukuran telapak tangan, tumis genjer, tahu dan tempe goreng serta sayur asem (favorit istri) dan pete goreng (favorit gw) menghabiskan 80ribu. Plus segelas kopi item panas yang rasanya ga kaya kopi di warkop pinggir jalan

This place is recommended! Ada juga gubuk buat yang mau nginep, bonus berendem di kolam TirtaGangga Cipanas.

Jumat, 28 Januari 2011

Why should we have FB?

Lagi browsing detik.com saat ngeliat tulisan Harry Lukman, blogger Indonesia yang tinggal di AS. Belakangan dia memang rajin "menanyakan" urgency orang-orang memiliki FB dan berfesbuk ria.

Ini alasannya, cocok banget sama alasan gw

No FB for HL
Harry Lukman - Washington

KoKiers Yth;

“Wah HL nongol lagi, nggak kapok-kapok juga ya? Padahal artikel tempo hari yang berjudul Devil’s Advocate menjadi sangat kontroversi dan banyak komen pedas yang masuk.”

Mungkin banyak dari Anda yang bilang gitu. Well, berani menulis, berani bertanggung jawab. If you cannot stand the heat, then get out of the kitchen! Gitu aja kok repot, bener nggak? Pokoknya, apa yang saya tulis adalah fakta, suka atau tidak suka, fakta berbicara.

Memang benar truth kadang-kadang memang menyakitkan, jadi ingat film “A Few Good Men” waktu percakapan antara Tom Cruise & Jack Nicholson:

Jack Nicholson: You want answers?
Tom Cruise: I think I’m entitiled.
Jack Nicholson: You want answers?!
Tom Cruise: I want the truth!!
Jack Nicholson: You can’t handle the truth!!

Sekarang saya muncul lagi gara-gara membaca kedua article ini tentang facebook. (Baca: Tiada Hari Tanpa Facebook dan Fesbukan Sejuta Rasanya)

Kalau di dasawarsa 1980-an mungkin PC (Personal Computer) adalah technology yang paling heboh pada saat itu. Mulanya, PC belum ada Windows, masih memakai Disk Operating System (DOS). Pertama kali Windows muncul, saya penasaran banget. Apa, sih, Windows? Saya nggak ngerti, saya berpikir ada semacam “Jendela” untuk yang membantu kita “mengintip” PC waktu itu he…he…

Kalau di dalam dasawarsa 1980an PC mendominasi dunia technology, di dasawarsa berikutnya (the next decade) – internet yang mendominasi dunia IT. Awalnya, belum ada DSL atau high speed internet. Kita masih memakai phone-line (modem) untuk internet on-line sehingga telpon nggak bisa dipakai. Belum ada telepon genggam (HP). Baru di pertengahan dasawarsa 1990an HP mulai merajalela, tapi pada mulanya ukurannya gedhe seperti batu bata. Internet mulai cepat dan mulai memiliki graphic dan browser seperti Internet Explorer, Netscape, dan lain-lain.

Kalau PC mendominasi dasawarsa 1980an dan internet mendominasi dasawarsa 1990an, Facebook (FB) yang mendominasi dasawarsa yang baru lewat ini. FB yang diciptakan oleh mahasiswa dropped-out dari Harvard di tahun 2003, sekarang mempunyai 500 juta pemakai di seluruh dunia.

Total penduduk AS sekitar 300 juta. Dengan kata lain, pengguna FB di seluruh dunia hampir mencapai dua kali lipat total penduduk AS. Total penduduk bumi sekitar 6 Billion, dengan kata lain, 8.3% umat manusia di bumi ini punya facebook account. Ini adalah phenomenon yang luar biasa. Tak heran, FB sekarang menjadi US$ 50 Billion company, sebuah prestasi yang luar biasa dalam jangka waktu relative cukup singkat.

20 Reasons No FB for HL
Banyak KoKiers atau teman-teman sering tanya ke saya, “FB-nya mana?” Saya jawab, “Tidak punya lagi, sudah di tutup”. Mereka bingung. Loh, kok bisa? Gaptek dong. Apalagi tinggal di Amrik sono masa nggak punya fb? Kan, fb asalnya dari sono. Begitu kata teman-teman di Indonesia sono. Mau tahu kenapa? Inilah sebab-sebabnya:

#20. FB is a closed system
Saya nggak suka fb krn fb adalah closed system bukan open system. Fb mengingatkan saya kepada AOL yang dulu sempat popular banget, tapi sekarang biasa-biasa saja. Kalau saya mau mengekpresikan diri, saya akan pilih www.wordpress.com. Saya bisa membuat blog sendiri, tanpa harus ada rasa cemas kalau data pribadi saya bakal dijual ke pihak ketiga.

# 19. You can run but you can’t hide on FB
Kisah nyata tentang serang criminal yang dicari oleh polisi. Selama pelariannya, dia meng-update fb statusnya. Akhirnya, polisi bisa menangkapnya. (Baca: Escaped Criminal Taunts Police Facebook enjoy Christmas Run dan Criminal Caught on Facebook)

Polisi dan private inverstigators, terutama yang disewa oleh insurance company, sering sekali meng-check fb dan twitter. Misal, Anda ditabrak mobilnya si X. Jadi, Anda meng-claim ke asuransi mobil si X meminta $100,000 dan Anda mengatakan sakit berat, nggak bisa ke mana-mana. Tetapi, Anda meng-update fb Anda dan mengataka “I’m at the mall!” Nah, dengan bukti posting Anda di fb, private investigator yang disewa asuransi mobil si X bisa mengatakan kalau Anda bohong (commited fraud) dan Anda bisa dipenjara.

Contoh lain, Anda mengatakan kepada boss, hari ini Anda nggak enak badan (sakit). Eh...., lalu Anda meng-update fb dan menuliskan “I’m having a blast at the mall, everything is on sale, you gotta be here”. Bagimana jika orang kantor membaca fb Anda? Ketangkap basah, loe!

# 18.Crooks also watching you on FB
Sebelum pergi liburan, Anda meng-update fb dulu, “Going away on vacation”. Anda tahu nggak siapa saja yang membaca posting Anda tersebut? Bagaimana kalau criminal membaca fb Anda, lalu dia menguras habis isi rumah Anda ketika Anda liburan?

Saya tidak menuduh salah satu teman fb Anda menjadi criminal, tetapi criminals nggak harus jadi temen Anda di fb. Adalah sangat mudah membaca posting orang lain di fb tanpa harus jadi temannya, tergantung privacy setting Anda di fb. (Baca: Is Your Facebook Friend A Digital Criminal)

# 17. Quality Not Quantity
Pedoman saya di dalam mencari teman sangat sederhana. Saya lebih memilih punya temen sedikit tapi betul-betul temen dekat, daripada mempunyai banyak teman tetapi hanya sebagai teman basa-basi. For me it’s about quality not quantity!

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah menulis article di KoKi jadul, masih di dalam asuhan Alm. Zev yang tercinta berjudul “A Few Good Friends”. Mungkin, Dad bisa menambahkan article lawas tersebut di sini apabila masih ada link-nya.

Sekarang, saya bertanya kepada Anda yang mempunyai fb dan 100 teman di fb. Apakah Anda yakin 100 teman Anda tersebut betul-betul akan menolong Anda kalau Anda sedang mendapat musibah? Mungkin, 95 orang dari mereka hanya akan Post di Wall Anda dan mengatakan sorry. Yang membuat saya lebih MUAK, Anda bisa membeli teman di fb. Yes, friends for sale on fb. (Baca: How to Buy Friends and Gain Popularity Facebook dan Friend for Sale)

Again, my two-cents, it is very simple, if you need to buy friends on fb, you definitely need help! You need to talk to shrink! (“Shrink” is an American slang for psychiatrist or psychologist). You are truly pathetic looser if you cannot find your own friends and you need to buy friends just to beef up your profile on facebook.

Kenapa harus membeli temen di fb? Supaya kalau orang-orang melihat, WOW keren banget. Ente POPULAR, ente punya temen 2 ribu di FB! Who cares if you have two thousand friends on fb?

# 16. Burn the bridges vs. mend the fences on FB
Setiap orang punya sifat yang berbeda dan punya latar belakang yang berbeda. Sama-sama orang Sunda, sifat dan latar belakangnya bisa berbeda. Apalagi ,teman di fb yang tidak mengenal batas negara, benua, samudera (friends without border). Akibatnya, teman-teman di fb mempunyai latar belakang dan culture yang sangat berbeda dari kita.

Apa yang kita anggap lucu atau normal, mungkin tidak lucu (offensive) dan tidak normal di budaya lain, di benua lain. Contoh sederhana, dulu waktu SMA, saya punya teman dari Ambon yang berkulit hitam dan berambut kerinting. Tentu saja, kami memanggil dia “Negro”. Waktu saya punya fb, untung saya ingat nggak panggil dia dengan nama tersebut. Soalnya, teman-teman African American saya di sini tentu akan tersinggung, walaupun mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Tetapi waktu melihat kata “Negro”, pasti mereka berpikir kita bicarakan tentang mereka.

Contoh lagi, saya tidak bisa dengan seenaknya menulis blonde jokes or dirty jokes on fb. Lah, waktu itu boss saya BWF (Blonde White Female), bisa-bisa nanti nggak naik gaji he..he..he.. And yes, she was on my fb at that time.

How about dirty jokes? Well, I don’t mind sharing them with my best friends, but I’m not sharing that jokes with my sister-in-law, my mother-in-law, my female boss, etc. Like I said earlier, I’d probably burn more bridges than mending the fences had I stayed long enough on fb.

# 15. FB & potential future employer
Tempo hari saya disuruh baca resume (CV) yang masuk dari calon pegawai di kantor saya. Lalu iseng-iseng saya mencari orang tersebut di fb. Eh, dapet lengkap dengan foto-fotonya, privacy pada profile dia memang memperbolehkan semua orang untuk melihat foto-foto dia dan segala macam private information dia tanpa harus menjadi temannya di fb terlebih dulu.

Di Wall dia, ada link berita mengenai delapan tentara AS yang tewas di Afghanistan, dan orang tersebut “pasang jempol” di fb, like this. Saya memberitahu boss saya yang suaminya sedang dikirim perang ke Afghanistan. Langsung, boss bilang gini, “I don’t give a f@@K how smart he is, he is gone PERIOD!” Jadi, kita tidak interview orang tersebut, resume langsung masuk ke tong sampah.

Sekali lagi, dijaman digital age macam ini, hati-hati kalau berpendapat di internet. Ingat pepatah, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”.

Semua yang pernah Anda tuliskan di internet seperti di KoKi, fb, sci, atau media internet apapun, akan selalu bisa dicari sampai kapanpun juga. Ini contohnya, saya pernah menulis article dengan judul “The Power of Information” beberapa tahun yang lalu. Saya ingat, saya membahas tentang banyaknya orang Indonesia yang hanya mempunyai satu nama seperti Suharto, Sukarno, Hartono. Jadi, saya mengambil contoh “Hartono” ketika dia datang ke AS. System database di AS yang canggih inipun bingung dengan “Hartono” yang hanya mempunyai satu nama.

Karena, di sini semua orang PASTI punya First Name & Last Name. Jadi, “Hartono” yang hanya punya satu nama, disimpan di database sebagai “FNU Hartono”. FNU singkatan dari “First Name Unkown”. Nah, saya sempat mencari “FNU Hartono” di yahoo search engine. Saya bisa menemukan article lawas yang saya tulis July 2008 yang lalu.

Sekali lagi, hati-hati. Yang pernah Anda tulis di internet sampai kapanpun juga bisa dicari, asal Anda tahu cara mencarinya.

# 14. FB & Divorce Rate
Menurut banyak laporan media di US dan UK, FB menjadi penyebab perceraian dari banyak perkawinan di Amerika Serikat dan Inggris. (Baca: Survey Shows Facebook Driving Divorce Rate).

Yang lebih cilaka, orang yang hendak bercerai bukan bilang ke istrinya dulu, melainkan post di fb. (Baca: Facebook Fuelling Divorce, Research Claims).

“Masak, sih, gara-gara fb perkawinan bisa hancur? Kalau perkawinannya emang udah retak, ya, jangan salahkan fb dong!” Mungkin banyak dari Anda yang mengatakan demikian. Well, belum tentu. Silahkan baca reason # 13.

# 13. CLBK & NF on FB
Dengan fb, Anda bisa mencari teman lama, pacar lama (old flame, dirty laundry, former naked friend, or whatever you want to call it). Nah, kalau sudah ketemu your old-naked-friend (NF), pasti pikiran melayang jauh ke masa lampau. The first kiss, the first touch, the first time you got naked together with that person, etc.

Kalau sedang ribut dengan suami/istri, dengan adanya fb, Anda dengan mudah curhat ke old-flame Anda, yang tentu saja pernah mengenal Anda di masa lampau. Sedikit demi sedikit CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali), apalagi kalau sudah melihat foto your old-naked-friend after 20 years still looking pretty darn good. Lalu, Anda bertanya kepada diri Anda sendiri, “Why did we break-up back then?” Dan lebih gawat lagi, kalau Anda lalu berpikir, “Why did I marry to this man/woman?”

Dari innocent chatting and innocent wall postings, sedikit demi sedikit mulai bicara tentang masa-masa indah di masa silam. Masa-masa waktu Anda masih muda, belum terikat oleh tanggung jawab sebagai istri/suami, sebagai ibu/ayah, sebagai full time worker di kantor Anda.

Masa-masa muda waktu kuliah dulu, duit masih dikirim oleh ortu, perut belum buncit, performance masih bagus, nggak seperti sekarang, sudah loyo he..he…he.. Semua pembicaraan ini dapat diterima baik oleh “Naked Friend” (NF) Anda karena Anda berdua pernah melalui masa-masa indah bersama-sama. Apalagi, misal, Anda berdua masih tinggal di kota yang sama.

First it was just an innocent wall posting on fb and then online chattings, followed by face-to-face rendezvous and finally CLBK and the next thing you know, you got naked again together with your old naked-friend. It’s like rekindling your naked experience after not getting naked for 20 years!

Naked Friend(NF):
Mungkin Anda bingung, ini istilah apa, sih? Saya mendenger istilah ini dari “Friends” sekitar 13-14 tahun yang lalu. Waktu Ross & Rachel putus gara-gara Ross tidur sama cewek lain, lalu Ross bilang kurang lebih gini “I thought we were on a brake”.

Candler berusaha melindungi Ross dan berkata, kurang lebih gini, “He just hang-out with his friend”. Tetapi Joey, lalu nyeletuk kurang lebih gini, “You mean, his naked friend?”

“Naked friend” disini artinyasomeone that got naked with you, whom ultimately mean your boyfriend or girlfriend.

#12. TMI on FB
Bagi saya FB betul-betul TMI (Too Much Information). Sebut saja namanya Vina, temen SMP. Sudah 25 tahun kami nggak pernah ketemu lagi. Waktu di SMP pun, Vina bukan teman dekat saya. Kalau bukan krn FB, saya nggak akan pernah kenal dengan Vina lagi. Terus-terang, kalau ketemu di jalan, kami juga nggak akan saling kenal. Kalau saya ke Indonesia, saya juga nggak pernah mencari Vina. Soalnya, memang dari jaman dulu kami nggak gitu dekat kok.

Vina ini gemar sekali update fb dia. Satu hari bisa puluhan kali dan selalu hal-hal yang nggak penting. Contohnya gini, “Sebel banget nich! Udah hampir 1 jam cari parkir di Taman Anggrek mall nggak dapet”. Beberapa menit kemudian, langsung ramai ada yang bilang, coba cari parkir di sini, di sono, dan seterusnya. Okay, di kepala saya berpikir seperti ini:

* Who is she again? Okay, we were not close friend but we were in the same class back in middle-school (SMP), I have never met her since 1986, a quarter of century ago.
* Do I really care if she can’t find a parking spot on a freakin’ mall, half-way around the world? I don’t care nor do I give a damn about it, it’s too much information!!!

Satu lagi, sebut saja namanya Rina, temen SD dulu. Sudah 28 tahun kamia nggak pernah ketemu. Seperti Vina, saya sejak waktu kecil nggak pernah akrab dengan Rina. Rina kawin dan diboyong oleh suaminya ke negara suaminya yang kebetulan nggak begitu jauh dari tempat saya, hanya sekitar 500 miles ke arah utara dari kota saya. Rina dengan suaminya tinggal di Canada. Dia baru membeli rumah, baru mempunyai anak, suaminya baru mendapat pekerjaan baru dengan gaji lebih tinggi dari sebelumnya, posisinya juga lumayan, sudah menjadi manager sekarang, dan mobilnya juga baru.

Hey, HL tahu dari mana, sih? Lho, Rina sering banget post di wall fb-nya lengkap dengan foto-fotonya. Saya bisa melihat kamar tidurnya, dapurnya, garasi, ruang tamu, mobil barunya, anaknya waktu umur 1 bulan, umur 3 bulan, umur 6 bulan, lengkap, semuanya ada!

Masih untung, Rina nggak bilang berapa gaji suaminya! Sekali lagi, I don’t care nor do I need to know, it’s too much information!

“Masak sih HL nggak kepingin reuni sama teman-teman lama?” Mungkin banyak dari Anda yang bertanya seperti itu. Tentu saja saya mau reuni, tapi bukan ber-fb ria. Reuni kan maksudnya udah lama nggak hubungan lalu sekarang bertemu kembali dan melepas rasa kangen.

Lha, kalau tiap hari baca posting-nya dan tahu segala macam kegiatan, dari “Wah gua mau ke salon nich” sampai “Baru terima raport, si Brenda juara satu lagi” (Brenda adalah nama anaknya). Kenapa mau ke salon saja harus bilang ke semua orang? Iya udah, pergi aja sono cepetan ke salon! Lalu apa yang dikangenin? Lalu, buat apa acara reuni? Dalam satu hari bisa mendengar 10 kali dari orang tersebut, masih mau reuni? Nggak salah?

# 11. North Face & Facebook
Sebut saja namanya Lina, teman waktu kuliah dulu. Kita nggak gitu dekat, tapi karena kita sama-sama dari Indonesia, lalu sering kumpul-kumpul ke PERMIAS (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat). Terakhir, saya ketemu Lina sudah 17 tahun yang lalu. Begitu lulus, Lina langsung balik ke Jakarta. Krn fb kita bisa berjumpa kembali di dunia maya.

Beberapa tahun yang lalu, Lina sedang jalan-jalan ke Los Angeles di masa liburan Natal, ngeceng foto di Beverly Hills pakai jacket North Face bersama anak peremuannya. Ada komentar yang masuk di fb:

Xyz: Dimana nich?
Lina: L.A donk!
Xyz: Keren amat tuch jacket loe
Lina: Iya lah, North Face!
Xyz: Pantesan, anak loe juga keren abis!
Lina: Iya lah, pan seperti mommy he..he..he.. North Face juga loch!

Mungkin karena di Indonesia tidak pernah punya kesempatan pakai jacket karena selalu panas, jadi mumpung di L.A lalu ngeceng di Facebook pakai jacket North Face. Again, I don’t need to know nor do I care if she has North Face jacket.

# 10. Jalan-jalan ke LN & the “V” sign on FB
Wah, kalau baru pulang jalan-jalan, apalagi jalan-jalan dari Luar negeri (LN), fb pasti langsung heboh dasyat. Semua foto-foto di-upload ke fb. Apalagi kalau bisa jalan-jalan sampai ke Eropa atau USA ketika sedang musim dingin, ada saljunya. Itu jacket North Face mati-matian di-zoom abis supaya tulisan “North Face”-nya bisa terbaca di fb. Padahal, North Face beli di Mangga Dua, kita juga nggak tahu. Ya, nggak?

Jangankan pergi jauh-jauh ke USA atau Eropa, ke Singapore saja foto-foto yang di-upload ke fb buanyaak buangett. Dari shopping di Takashimaya, Wisma Astria, dan ION Orchard, sampai naik MRT ke Bugis, Ang Mo Koi, Yishun, dan tunggu bus di Geylang. Pokoknya, setiap jengkal Singapore yang mungil itu ada fotonya di fb. Sudah begitu bilang; “Jangan lupa kasih comment yach?” Begitu mintanya. Apalagi kalau sempat ke Universal Studio yang baru buka di Singapore, wah heboh berat tuh fb!!

Udah gitu hampir semua foto posenya sama, dengan jari telunjuk & jari tengah diacungkan membentuk huruf “V”, the victory sign – so typical Asians such as Indonesians, Japanese, Koreans, Chinese. Hampir di semua foto selalu acungkan huruf “V”. KENAPA SIH?? Memang apa, sih? Jadi pengin tahu he…he…he…

Tetapi soal pamer jalan-jalan ke LN ini bukan hanya monopoli orang Indonesia saja. Istri saya cerita, di kantor dia punya teman orang Philippines. Ceritanya, dia baru pulang jalan-jalan dari Israel, Egypt & Jordan. Seharusnya, hari Rabu dia masuk kantor. Tetapi, pada hari itu, dia tidak ada di kantor. Ternyata, dia katanya sakit lalu istirahat di rumah. Jadi, hari Kamis baru masuk kantor. Tetapi, hari Rabu dia seharian active di FB, chatting dan upload foto-foto vacation from Israel, Egypt, and Jordan. Rabu sore, istri saya telepon dia, mau tanya apa kabar, masih sakit? Eh dia langsung bilang gini, “Did you check my latest pictures on fb? Don’t forget to leave your comments”.

Loh, kok? Katanya sakit, kok, seharian penuh sibuk ber-fb ria?

# 9. FB & Narcissist
FB selalu tentang diri kita sendiri. “Gua mau ke salon nich”, “Gua mau ke Mall dulu ah”, dan seterusnya, dan seterusnya.

Look, I just came back from overseas trip. Look, I have a new car, house, North Face jacket, look at me!! Please comments on my picture, I’m craving for attention. In fact, it’s all about ME! In my narcissism, I just assumed that everyone else wanted to hear the tiny details of my day.

Tempo hari, ada yang bilang gini di fb, “I’m @ starbucks on 14th St.” Karena tangan saya “gatel”, saya jawab, “So???” So what if you’re at starbucks, do I need to know that?

# 8. FB & Pedophile
Kita kecanduan fb boleh-boleh saja, toh kita semua orang dewasa. Tetapi, MOHON JANGAN bawa anak-anak kita ke fb. If you don’t give a damn about yourself, please think about your own kids!

Orang Indonesia biasanya, saking hebohnya dengan fb punya anak 3, ketiganya dibuatkan fb account semua. Toh, gratis ini pikirnya. Terus dengan bangganya pasang foto-foto anaknya di fb, ketika anaknya mencapai umur 7 atau 8, si anak sudah otomatis kecanduan fb semua. Memang, rasanya agak jarang dengar pedophile di Indonesia sono. Tapi di sini, aduh mak, buanyak buanget! (Baca: Pedophiles Finds Home Social Netwroking Facebook)

Pedophile ini juga membuat account fb atau myspace dengan mengaku umurnya 12 atau 13 tahun. Dia mencari mangsa anak-anak. Lalu, kalau dapat anak-anak “seumuran” dengannya, ia mulai menanyakan tempat tinggal mereka, tinggal di mana, di rumah ada ortu atau tidak. Lalu, dia mengajak kencan anak-anak di bawah umur.

Saya suka nonton Dateline NBC with Chris Hansen dimana semua pedophile dijebak dan ditangkap. Heran, orang-orang seperti itu suka ngeseks dengan anak-anak di bawah umur. Sekali lagi, sebagai orang tua, Anda harus tahu persis dengan siapa anak-anak Anda online.

Remember you can be anybody out there on the internet! As parents we ought to protect our kids at all costs!

# 7. FB & your productivity
Anda yang punya fb, coba bertanya pada diri sendiri. Dalam satu hari, berapa jam Anda di fb? Satu minggu? Satu bulan? Satu tahun? Bayangkan, berapa waktu yang terbuang hanya untuk nongrong di fb. Kerjaan kantor dan kerjaan rumah bisa tertinggal. Sudah banyak kejadian di sini, pegawai dipecat gara-gara ber-fb ria terus tiap hari di kantor sehingga pegawai tersebut tidak productive lagi.

# 6. SKSD on FB
Ini saya yang paling gemas. Kalau saya punya teman D di fb, dan si D punya teman E di fb, apakah berarti saya dan E juga temenan? NO! My friend’s friend does not necessary be my friend! Paling sebel kalau dapat “friend request” dari orang yang saya nggak kenal. Jadi kesannya kok SKSD (Sok Kenal Sok Dekat), gitu loh!

# 5. FB & Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak
Memang betul, dengan fb, Anda bisa punya teman tanpa mengenal batas negara, batas kota, batas benua. You can have friends without border. Tetapi akibatnya, Anda begitu kecanduan dengan fb sehingga Anda tidak peka dengan keadaan di sekeliling Anda lagi. Seperti pepatah lama: “Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak”.

Tempo hari waktu saya berada di Indonesia, tetangga saya hampir tiap hari post di fb dan bertanya berbagai hal tentang Indonesia. Maklum, si bule ini belum pernah ke Indonesia. Wah, bawel juga nih si bule di fb, komentar ini, komentar itu, tanya ini, tanya itu, chatting hampir tiap hari. Suatu hari, kita chatting jam 4 sore waktu Jakarta, itu kan berarti jam 4 pagi di Washington, DC.

Ketika saya balik dan ketemu si tetangga bule ini, eh dia nggak pernah chatting lagi, nggak pernah posting apapun di fb lagi. Beberapa kali saya undang dia ke rumah untuk weekend BBQ, tetapi dia nggak pernah datang karena lupa terus. Lalu, di lain kesempatan, saya undang dia BBQ dengan posting di “Wall” fb-nya si tetangga bule ini. Eh...langsung, weekend dia nongol.

So the moral of the story is, he’s spending too much time on fb! Get a real life bro!!

# 4. FB & Group Vulnerability
Anda yang punya FB pasti ikut group. Ada banyak group, misalnya lulusan SMA Tarakanita (TARKI), lulusan SMA Kanisius, Michigan State University alumni, dan lain-lain, dan lain-lain.

Yang ginian masih mending deh. Yang bener-bener nggak mutu itu misal, group macem seperti ini, nih: free Tibet on facebook. Ini bener-bener, sama sekali, TIDAK BERGUNA! Apakah hanya dengan petisi on facebook lalu pemerintah Cina akan memberikan otonomi penuh ke Tibet? NO WAY!!

Yang lebih cilaka lagi, udah status Tibet tetap sama saja, sadarkah Anda, kalau Anda bergabung dalam group-group macem gitu, data pribadi Anda yang disimpan di fb (beserta foto-foto pribadi) bisa dibajak (hijacked). Semua itu bisa digunakan untuk kepentingan lain-lain yang tidak Anda inginkan? Silahkan baca, Facebook Groups Hacked Good Cause.

# 3. FB & Data Mining
Sadarkah Anda, setiap kali online, kegiatan Anda selalu dimonitor? Ini bukan hanya ketika Anda sedang ber-fb ria. Di fb terdapat banyak sekali iklan. Itu memang sumber duit fb. Data mining semacam ini legal di USA. Bagi Anda yang belum pernah mendengar istilah data mining, inilah definisinya:

“It is the process of extracting patterns from data. Data mining is seen as an increasingly important tool by modern business to transform data into business intelligence giving an informational advantage. It is currently used in a wide range of profiling practices, such as marketing, surveillance, fraud detection, and scientific discovery.”

Jadi, jika Anda meng-click suatu link waktu Anda login ke fb, lalu Anda membeli sesuatu secara online, maka mereka akan mengetahui Anda meng-click website mereka dari fb. Di kemudian hari, waktu Anda login ke fb lagi, mereka tahu kapan Anda login ke fb. Lalu, Anda mendapat spam dan berbagai macam iklan dari produk mereka.

# 2. FB & Dangerous Online Activities
Anda yang punya fb pasti mengetahui, di fb, kita bisa main game seperti FarmVille atau Mafia wars. Wah, kadang-kadang games seperti ini bisa membuat kecanduan. Malam-malam rela begadang hanya untuk bermain Mafia Wars.

Asal tahu saja, ketika bermain games, aplikasi tersebut mengirimkan facebook id Anda ke berbagai company dan data firms. Yang lebih cilaka lagi, aplikasi tersebut juga mengirim informasi tentang teman-teman Anda di fb. (Baca: Facebook Admits to Privacy Issue and Makes Fixes dan Facebook in Privacy Breach)

Jadi, misal Anda punya teman A di fb, Anda tidak pernah bermain FarmVille atau Mafia Wars. Tetapi si A, temen Anda di fb selalu bermain Mafia Wars. Nah, semua personal information teman A di fb, termasuk Anda, terkirim kepada pihak ketiga (the third party) tanpa Anda sadari dan tanpa si A sadari.

Sekali lagi, sampai detik ini, belum ada privacy law di Amerika Serikat yang mengatur hal ini. Jadi sampai saat ini, ini masih legal.

# 1. Identity Theft & CV on FB
Dan alasan utama kenapa saya nggak suka fb (drum roll, please……..)

Banyak orang dengan bangga mencantumkan CV (resume) di FB. Bahkan, lebih dari itu, ada yang mencantumkan data-data pribadi seperti alamat rumah, no telpon, tanggal lahir, dan seterusnya. Heran, kenapa nggak sekalian cantumkan rekening bank (bank account) dan SSN saja? He…he…he….

Just to let you know that all your private information on fb does not belong to you, but they belong to fb! Jadi, fb punya hak penuh atas semua information (private and public) dan semua foto-foto yang Anda pasang di fb. Tergantung bagaimana Anda meng-set privacy pada profile Anda. Bisa jadi, semua orang (nggak harus “friends” Anda) bisa melihat data-data pribadi Anda. Tetapi, kalau hackers punya admin access, dengan mudah hackers akan mengambil semua data pribadi Anda.

Pernah mendengar “Identity Theft”, bukan? Data-data pribadi Anda dengan mudah diambil di fb dan digunakan oleh orang lain tanpa sepengetahuan Anda. Biasanya, begitu Anda sadar, semua sudah terlambat.

“Identity Theft” merupakan crime yang cukup serious di USA sini. Data-data pribadi Anda di fb merupakan commodity yang laku keras di internet. Apalagi kalau Anda tinggal di USA, punya kerjaan bagus, credit history bagus, good employment record, ini merupakan sasaran empuk untuk menjadi korban “Identity theft”.

Contoh yang gampang, orang lain dapat data pribadi Anda dari fb -- alamat, nama lengkap, dan tanggal lahir Anda. Walapun Anda tidak cantumkan SSN di fb, dengan informasi seperti ini, orang tersebut bisa menjual info Anda di internet atau memakai info tersebut untuk kepentingan pribadi dia, tanpa Anda ketahui.

Mungkin Anda bingung, ngapain sih orang lain mau data pribadi saya? Apa untungnya? Sekali lagi, di Indonesia, saya tidak tahu tentang identity theft. Tetapi di Amerika Serikat, hal ini merupakan kejahatan yang tumbuh pesat dan menjadi ancaman serius.

Amerika Serikat, negara yang punya penduduk sekitar 300 juta orang dan punya banyak immigrant, baik legal maupun illegal. Jumlah illegal Immigrant (Orang Gelap) diperkirakan mencapai 12 juta orang. Karena mereka gelap, mereka nggak bisa mencicil mobil, apply credit card, dan mereka nggak punya credit history.

Di sini, jika ingin ngapain saja seperti membeli mobil atau rumah, mencari kerja (apalagi kerja yang pakai security clearance), credit history & background check selalu diperiksa. Saya BUKAN mengatakan setiap orang gelap pasti akan MENCURI data pribadi Anda. Bisa saja U.S Citizen. Tetapi, jika sebelumnya seseorang mempunyai credit history jelek, U.S Citizen bisa saja mencuri data pribadi orang lain untuk mengambil jalan pintas.

Dengan punya credit card atas nama orang lain, orang tersebut bisa shopping ribuan dollar tanpa harus bayar. Toh bukan nama dia, gitu pikirnya. Credit card company akan mencari nama orang yang tertulis di credit card tersebut. Ketika si pemilik nama di kartu kredit mengetahui, dia kaget mengetahui dirinya sudah menjadi korban “Identity Theft”. Dan, dia harus membayar tagihan credit card yang jumlahnya ribuan dollar, padahal bukan dia yang menggunakan.

Sekali lagi, bagi saya, ini masalah yang paling serious di USA. Semakin banyak kita memasang data pribadi di fb, semakin mudah kita bakal menjadi korban “Identity Theft”

So remember, next time you’re on line, keep in mind that big brother is always watching you. Yes, you can run but you can’t hide.



Sekian dulu. Greetings from the American Capital.
HL – DC

Sabtu, 15 Januari 2011

Pada kemana yak???? [Celingukan :mode ON]

Sudah lewat 3 bulan sejak post terakhir di sini. Ga ada yang baru. Pada kering story kali ya...

Milis juga demikian.

Padahal, gawe besar 2015 sudah tinggal 4 tahun lagi. Pak Lurah, gimana nih?

[Celingukan :mode masih ON]

Jumat, 29 Oktober 2010

Selamat Jalan, mBah Maridjan

Secara pribadi, gw nggak kenal beliau. Hanya satu yang gw (dan juga mungkin khalayak lain) ingat adalah satu kata dari mulutnya : "ROSA" untuk iklan sebuah minuman energi. Bahkan, mengingat posisinya sebagai penjaga gunung Merapi yang notabene penugasan dari Ngarso Dalem Ngayogyokarto Hadiningrat, gw sempet suudzon dengan perilaku tirakatan yang menurut gw berbau musyrik dan mistik.

Tapi bukan itu yang menusuk perhatian gw setelah media ramai dengan liputan kematiannya. Apalagi dengan posisi beliau yang konon sedang sujud.

Yang terkenang dalam pikiran gw adalah LOYALITAS tanpa batas yang disampaikan secara tersirat. Berapa kali relawan kemanusiaan datang membujuk beliau untuk turun gunung karena Merapi sudah Siaga? Apa jawabannya? "Saya ditugaskan untuk menjaga Merapi, kalo saya turun, lha apa saya ndak dikeploki bocah-bocah?" jawabnya polos.

Beliau adalah orang yang paling mengerti tentang perilaku Merapi, jadi paling tahu tentang resiko pekerjaannya. Sesuatu yang dalam manajemen modern menjadi titik tolak berapa besar seseorang digaji. Tapi coba tengok slip gaji yang ditemukan dari sisa reruntuhan rumahnya. Sebulan beliau digaji sekitar 54 ribu rupiah saja. Artinya, tidak sampai Rp 20.000,- sehari untuk sebuah pekerjaan beresiko tinggi.
"Saya itu disini bukan hanya sekedar njagani Merapi untuk kepentingan sekitar sini, tapi juga biar tempat lain aman," ujarnya penuh kerendahan. Merapi sendiri dikelilingi 4 kabupaten; Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali. Bayangkan berapa ratus ribu jiwa yang terancam oleh letusan Merapi. Itu baru kawasan lokal, bagaimana dengan regional? Itu lah kenapa dalam perspektif bencana, sosok seperti mBah Maridjan disebut sebagai local wisdom.

Jujur, gw terkesan dengan pengabdian hingga akhir, mBah Maridjan. Dalam benak dia, tak terbersit berapa beliau dibayar, atau resiko yang jauh melebihi kapasitasnya. Penanganan bencana Indonesia memerlukan Maridjan-Maridjan lain, agar penanganan bencana jauh lebih konkrit, tidak sekedar lip service dan berita basa-basi mencari sensasi.

Minggu, 17 Oktober 2010

Pengalaman dan perjuangan untuk sekolah lagi ...

Setelah hampir 5 tahun lulus dan tidak sekolah, akhirnya saya diberi kesempatan lagi oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu lagi. Dan sungguh tidak disangka, kesempatan itu sangat luar biasa yaitu belajar di negeri orang, di University of Leeds, United Kingdom.


Untuk bisa mendapatkan kesempatan belajar (kalau di PNS biasanya tugas belajar atau ijin belajar) memang perlu perjuangan dan pengorbanan yang kadang tidak kecil. Perjuangan seperti mengikuti kursus atau tes bahasa Inggris (TOEFL atau IELTS). Pengorbanan seperti harus meninggalkan keluarga untuk beberapa saat, baik saat kursus ataupun saat belajar, bagi mereka yang berusaha sendiri (menggunakan biaya sendiri) maka ada juga pengorbanan dari sisi finansial. Semua itu harus dihadapi dan dijalani, walau kadang kita merasa capek, tidak yakin dan semua perasaan yang menjauhkan kita dari keberhasilan.


Perjuangan saya untuk kembali ke sekolah telah saya mulai sejak setahun sebelumnya di awal 2009. Dimulai dengan mendaftar ke berbagai universitas di Australia dan New Zealand, akhirnya saya mengetahui bahwa universitas non-US lebih menghendaki hasil tes bahasa Inggris IELTS dibandingkan TOEFL. Sejak saat itu saya mulai kursus IELTS Preparation di CILACS UII Yogyakarta dan segera menjalani tes IELTS di Semarang pada bulan April 2009. Untuk mengikuti tes IELTS ini juga tidak mudah, selain syarat tes yang lebih ketat daripada TOEFL (isi formulir lengkap foto dan hanya boleh bawa pencil-pena-penghapus dan sebotol air minum saat tes), biayanya juga tidak sedikit, sekitar US$ 180-205 per tes.


Bagi yang belum mengetahui tes IELTS, tes ini terdiri atas 2 jenis, Academic dan General. Academic diperlukan untuk sekolah dan kursus, General diperlukan untuk keperluan kerja. Kedua jenis IELTS tersebut, terbagi dalam 4 bagian tes, yaitu Listening, Reading, Writing dan Speaking. Jadi sangat mencerminkan kemampuan berbahasa Inggris kita, hal yang menurut saya berbeda dengan TOEFL (yang biasanya hanya Listening dan Reading). Dan jangan lupa, nilai IELTS berlaku selama 2 tahun sejak tanggal tes, sama halnya dengan TOEFL.

Tidak disangka, hasil IELTS saya 6.0 dengan hasil writing hanya 5.0. Padahal untuk bisa diterima di universitas yang baik, diperlukan hasil rata-rata 6.5 dengan nilai per bagian minimum 6.0. Setelah belajar lagi selama 2,5 bulan, saya kembali mengikuti tes IELTS lagi di bulan Juli 2009. Akhirnya ada peningkatan, overall score 6.5 tapi writing score masih 5.5. Di tahap ini, kita harus tegar, di satu sisi kita merasa kecewa karena nilai ini ternyata belum cukup untuk bisa lulus tanpa syarat (istilahnya unconditional offer) ke universitas yang baik, padahal kita sudah membayar biaya tes yang sangat tinggi. Tetapi di sisi lain, kita juga harus bersyukur dan melihat ada peningkatan nilai. Artinya, kita masih bisa berkembang jika kita mau berusaha dan belajar.


Setelah itu saya tetap belajar dan rajin mencari beasiswa di internet, bahkan di trimester akhir 2009 juga mendapat tawaran untuk berbicara di suatu konferensi di Singapore (International Quality and Productivity Centre - Healthcare Management and Informatics). Walaupun nampak seperti di luar usaha untuk kembali ke sekolah, tawaran menjadi pembicara dalam konferensi juga merupakan bagian yang mendukung keberhasilan saya. Salah satunya adalah saya harus membuat presentasi dan teks dalam bahasa Inggris, melatih percaya diri untuk berbicara bahasa Inggris di depan orang banyak dan juga bisa masuk dalam CV (ini juga penting!). Konferensi tersebut berhasil saya jalani dengan baik dan mendapat respon yang cukup baik dari audience di bulan Februari 2010.


Sekembali dari Singapore, saya mendapat informasi mengenai beasiswa dari DSF (Decentralization Support Facility) melalui Kementerian Dalam Negeri RI. Dalam waktu yang singkat, saya segera mendaftar dan melengkapi persyaratannya (saya dapat informasi hanya 3 hari menjelang deadline). Kejutan! Mengapa? Karena ini adalah beasiswa ke-4 yang saya ikuti selama ini dan saya mendapat kabar yang positif. Dalam 1,5 bulan saya mendapat panggilan untuk melakukan wawancara di Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri RI di Kalibata, Jakarta. Singkatnya, saya akhirnya dikursuskan IELTS lagi selama 7 minggu dan di akhir kursus harus menjalani tes IELTS, kali ini gratis tentunya karena dibayar oleh sponsor. Agar bisa lulus, beasiswa, saya harus mendapat minimum overall score 6.5 dan tidak ada score per bagian di bawah 6.0.


Di awal bulan Agustus 2010, akhirnya saya menerima hasil IELTS saya ... overall score 6.5, listening 7.0, reading 6.5, writing, 6.0, speaking 6.5. Sepintas nampak bahwa tidak ada kenaikan, overall score masiih sama dengan tes tahun lalu, bahkan speaking malah turun 0.5. Tapi sebetulnya, hasil IELTS kali ini sangat berharga dan merupakan keberhasilan besar. Mengapa? Karena minimum overall score tercapai dan tidak satupun ada nilai di bawah 6.0, artinya nilai IELTS kali ini bisa digunakan untuk sekolah (hampir) di manapun. dan memang pada akhirnya, saya lulus beasiswa DSF dan mendapat unconditional offer dari University of Leeds.


Apa pelajaran yang bisa saya (atau kita) ambil dari pengalaman tersebut?

  • Bahwa kita harus berusaha dan pantang menyerah.
  • Setiap usaha pasti ada pengorbanan tapi di ujung usaha tersebut pasti ada sesuatu yang berharga dan bisa kita pelajari untuk ke depan.
  • Kita masih bisa berkembang (dalam hal ini saya membuktikan dari hasil usaha saya belajar bahasa Inggris).
  • Dan seperti yang selalu diingatkan istri saya kepada saya, "Kamu harus berusaha keras dan setelah itu berserah diri, karena yang menentukan pada akhirnya adalah Allah SWT. Jika kamu tidak berserah diri maka semuanya akan terasa berat"

Jumat, 15 Oktober 2010

Belajar dari Chile

Proses evakuasi 33 pekerja tambang yang terperangkap selama lebih dari dua bulan bukan saja upaya yang bikin jantungan, tapi lebih dari itu sangat memberikan inspirasi bagi siapa saja yang mengikuti prosesnya. Entah semenjak awal, atau baru pada bagian akhir dari proses ini. Sebagai sebuah usaha yang dikerjakan manusia, ada begitu banyak pelajaran yang bisa disimak dari kejadian ini.

Adalah Presiden Chile, Sebastian Pinera, tokoh dibalik keberhasilan ini. Dan, sudah bisa ditebak, uung-ujungnya dia dielu-elukan sebagai pahlawan tidak saja di negaranya namun juga di seantero jagad. Menurut Pinera, kerja ini bukanlah upaya untuk mengalahkan kematian melainkan bagaimana kita menghargai kehidupan.

Berikut catatan yang kubuat untuk dijadikan renungan belajar kita dari kasus Chile:

1. Pinera baru menjabat sebagai presiden kurang dari setahun. Dalam masa ini, pemerintahannya telah berhasil mengatasi dua bencana besar di Chile. Sebelumnya pada 27 Februari 2010, Chile juga dihajar gempa besar berkekuatan 8,6 MMI (ada yang mengatakan 8,8 MMI). Namun berbeda dengan Haiti yang langsung diserbu oleh lembaga bantuan internasional, Sebastian Pinera langsung mengatakan bahwa Chile mampu mengatasi sendiri kejadian tersebut. Dari sini aku mencoba mengerti bahwa kepemimpinan seseorang tidak berhubungan dengan masa jabatannya.

2. Latar belakang Pinera adalah bussinesman. Pun seorang bergelar PhD. Entah bagaimana ia menggabungkan keduanya. Sebelum menjadi presiden, Pinera adalah pemilik sebuah stasiun televisi berpengaruh di Chile. Namun untuk menghilangkan konflik kepentingan, ia menjual sahamnya di perusahaan terebut. Toh tanpa stasiun TV miliknya lagi, ia tetap menjadi tokoh utama liputan dari dalam dan luar negeri Chile. Hikmah kedua : kalau kita mengerjakan sesuatu dengan benar, kita tidak perlu repot dengan pencitraan.

3. Chile bukanlah negara kaya. Tahun lalu GDP mereka sebesar US$ 14,000 jauh dibawah Amerika Serikat yang mencapai US$ 35,000 per tahun. Tapi sepertinya upaya yang menelan biaya tak kurang dari US$ 10 juta ini terlihat seperti limitless budget. Hampir seluruh teknologi yang digunakan bukan berasal dari negara “maju”. Mereka mendatangkan mata bor dari Afrika Selatan, bukan AS atau Inggris yang “kaya” dengan perusahaan tambang. Mereka bekerja sama dengan ahli pertambangan dari Cina dan Mexico yang “kenyang” dengan pengalaman kecelakaan tambang. Dan yang paling menakjubkan, teknologi Phoenix1, kapsul pengangkut manusia dari perut bumi, dirancang oleh Angkatan Laut Chile. Teknologi ini kelihatan lebih menyerupai drum yang dikerek dengan katrol dan tali baja. Pelajaran ketiga : percaya akan kemampuan sendiri. Uang bukan masalah. In fact, kepedulian terhadap sesama itu menjadi magnet untuk memikul beban ini bersama-sama.

4. Yang pertama kali dikirimkan oleh tim penyelamat setelah berhasil membuat saluran penghubung adalah makanan dan alat komunikasi. Dari sini tim penyelamat intens mengabarkan setiap perkembangan di luar dan pekerja mengerti bahwa harapan hidup mereka terus tinggi, tidak lagi di ujung tanduk. Mereka tahu bahwa semua yang berada di atas masih peduli terhadap nyawa mereka.

5. Saat terjebak, adalah Luiz Ursula yang “menyatukan” hidup pekerja yang terjebak. Ia membagi jatah makan yang tersisa hingga mampu untuk bertahan hingga kiriman datang. Yang pada kenyataannya, tanpa pembagian ini, makanan yang ada hanya cukup untuk 48 jam. Ternyata saat tersulit pun bisa “diakali” jika kita merasa senasib sepenanggungan.

6. Sebagai pemimpin negara, Pinera mengontrol langsung proses evakuasi dan berada di lokasi dari detik pertama proses peluncuran Phoenix1, hingga pekerja terakhir bisa diselamatkan. Semua pekerja yang keluar dari liang dipeluk hangat oleh Pinera walau ia tahu tak satu pun dari mereka yang pernah mandi dalam 2 bulan terakhir. Tak tampak ada Paspampres atau protokoler yang mengacaukan momen ini. Pinera rela berada di lokasi selama 22 jam 37 menit menunggui proses evakuasi.

7. Setelah pekerja terakhir diselamatkan, teriakan yang keluar dari Pinera adalah: “Viva Chile!” diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Chile. Sontak seluruh orang yang ada di lokasi dan mereka yang menyaksikan melalui televisi berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan. Ga pake MC untuk mengomandani prosesi ini.

Well, masih banyak lah yang bisa dicatat. Tapi aku tulis yang menurutku paling menggugah.

Jangan dibandingkan sama Pak BY ya pas ke Wasior.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Mavi Marmara Diserang! bagian 12

Posisi korban tidak bagus untuk melakukan pertolongan di tempat. Dari tempat korban tergeletak, kelihatan sekali helikopter persis di depannya. bekerja di bawah desingan peluru bukan pilihan bijak. Dokter yang berguna ya dokter yang mati. Jadi gw berusaha meminta supaya korban dibawa ke dekat gw yang lebih aman. Tapi karena kayanya mereka nggak denger, jadi gw dan beberapa orang berlari ke arah korban, mencengkeram bajunya, dan menyeretnya ke belakang. Saat gw memeriksa korban, satu orang yang ternyata korban pertama gw udah jongkok megangin kepala korban.

Jari gw menelusuri leher korban. Semua sisi yang gw perkirakan tempat arteri carotis jalan gw raba. Kiri kanan, nggak terasa. Sementara dari korban terdengar suara stridor seperti orang ngorok. Saat akan membuka kelopak matanya yang terpejam itu lah baru gw sadar bahwa persis di antara kedua alisnya ada satu luka kecil. Cuma sebesar pensil. Luka peluru.
Pemeriksaan gw berhenti. Peluru masuk di daerah tersebut pasti fatal. Sweet spot para sniper. 100% akan mati.

Jadi gw umumkan kalo korban sudah meninggal. Seorang relawan meminta gw melakukan CPR. Gw bilang CPR nggak akan bermanfaat pada korban dengan kerusakan otak parah. Mendengar itu, relawan yang megangin kepala korban kontan teriak histeris. Sambil mendesis dia berbisik ke gw,"Doctor, I can feel his brain on my hands!"