Sabtu, 14 Agustus 2010
Mavi Marmara Diserang! bagian 12
Jari gw menelusuri leher korban. Semua sisi yang gw perkirakan tempat arteri carotis jalan gw raba. Kiri kanan, nggak terasa. Sementara dari korban terdengar suara stridor seperti orang ngorok. Saat akan membuka kelopak matanya yang terpejam itu lah baru gw sadar bahwa persis di antara kedua alisnya ada satu luka kecil. Cuma sebesar pensil. Luka peluru.
Pemeriksaan gw berhenti. Peluru masuk di daerah tersebut pasti fatal. Sweet spot para sniper. 100% akan mati.
Jadi gw umumkan kalo korban sudah meninggal. Seorang relawan meminta gw melakukan CPR. Gw bilang CPR nggak akan bermanfaat pada korban dengan kerusakan otak parah. Mendengar itu, relawan yang megangin kepala korban kontan teriak histeris. Sambil mendesis dia berbisik ke gw,"Doctor, I can feel his brain on my hands!"
Mavi Marmara Diserang! bagian 11
Rabu, 04 Agustus 2010
UNIFIL INDONESIA!!!

Hingga ketika pecah ketegangan baru di Lebanon Selatan kemarin, di media televisi nampak beberapa tentara UNIFIL dengan postur yang sangat familiar. Dan yang lebih membanggakan lagi, di lengan kiri seragam mereka melekat sang merah putih, memastikan mereka adalah saudara-saudara kita setanah air yang sedang bertugas mengawal perdamaian.
Sesungguhnya sangat sulit bersikap netral dalam situasi seperti itu.Tergantung dari sudut pandang mana, salah satu pihak akan menuduh kecenderungan posisi itu. Dalam hal ini nampak sekali para tentara UNIFIL bersama dengan tentara Lebanon yang bersenjata penuh, sehingga
keamanan Israel menuduh UNIFIL tidak bisa mencegah penyerangan itu.

Secara kebetulan, UNIFIL Indonesia berada dekat dengan lokasi dan menurut Juru Bicara UNIFIL memulai mediasi untuk penyelesaian konflik itu. Salut untuk saudara kita penjaga perdamaian, walau harus nyemplung ditengah pertempuran.
Selasa, 03 Agustus 2010
Perjalanan Berdarah Menuju Gaza

Sori neh, copaz aja dari web punya editor buku..
Penulis: Dzikrullah W. Pramudya, Santi Soekanto, Surya Fachrizal dkk. Penerbit: Optima, SAHABAT AL-AQSHA, Hidayatullah Media, Juli 2010 Harga: Rp.50.000,-
“Pelayaran Berdarah Menuju Gaza” merupakan buku pertama yang memuat lengkap kesaksian 12 relawan dan wartawan Indonesia di kapal Mavi Marmara. Hampir dua bulan lalu kapal yang membawa bantuan kemanusaan ke Gaza itu diserang dan dibajak oleh tentara Israel di Laut Tengah.
Buku ini ditulis dan diedit oleh sebuah tim yang berintikan tiga wartawan (sekaligus relawan) Dzikrullah W. Pramudya, Santi Soekanto dan Surya Fachrizal. Ketiganya merasakan sendiri detik-detik pembantaian dan pembajakan tentara Israel atas misi Freedom Flotilla to Gaza di kapal Mavi Marmara itu. Surya Fachrizal bahkan termasuk yang ditembak oleh tentara Israel. Peluru itu menghajar dada kanannya dan menyelusup merobek bagian-bagian dalam tubuhnya dan bersarang di perut kanannya.
Meskipun begitu, buku ini juga mewakili kesembilan relawan dan wartawan Indonesia lain di kapal itu. Ada penuturan Okvianto Emil Baharuddin yang ditembak tangan kanannya, saat memegang selang pemadam kebakaran untuk menghalau tentara Israel bersenjata lengkap yang berusaha naik ke kapal dari speedboat. Ada juga kisah Dr. Arief Rachman yang menangani beberapa korban, termasuk wartawan dan relawan Turki yang di keningnya ada lobang kecil hitam. Ternyata lobang itu tempat masuknya peluru yang membongkar otaknya sehingga syahid.
M. Fauzil Adhim, penulis buku-buku best-seller mengomentari buku ini, “Ini buku bagus, desain covernya bagus.”
“Pelayaran Berdarah Menuju Gaza” juga menyajikan rentetan peristiwa dunia sebelum dan sesudah kejadian yang menggemparkan dunia itu, yang dirangkai dengan halus oleh wartawan senior dari Malang, Pambudi Utomo.
Yang tertarik memiliki buku ini, silakan kontak: Bung Ali di +62-888-4819883 dan Bung Dadang di +62-816-4215647 atau di optimapustaka@gmail.com
