
Setelah tepar seharian, kayanya hari ini lebih enakan. Tapi tetep gw ga mau ngisi perut. Sayang aja kalo entar dikeluarin lagi.
Tapi wangi sup tomat yang dibawa temen sebelah gw bikin cacing-cacing dalam perut pada belingsatan. Dengan berharap sistem kesembangan gw udah normal, gw jalan ke pantry ngambil sop instan, menuangkan ke gelas styrofoam, menambahkan air panas, dan sepotong roti. Dan ternyata,.....Uenaaakk, tenan...nn. Malah jadinya gw nambah roti lagi karena semakin diisi dengan sop hangat, perut gw makin minta diisi.
Dan tampaknya hari ini bisa gw isi dengan aksi baru..
Di atas gw kenalan sama relawn lain, ngobrol dengan mereka, latar belakang mereka ikut
pelayaran ini. Banyak dari mereka yang nyangka gw adalah wartawan. Dengan kamera SLR Olympus, cukup oke sebagai tentengan seorang tukang foto. Dan gw lebih memilih tidak menerangkan profesi gw yang sebenarya. Kayanya lebih baik begitu.
Terus begitu. Disamping bantuin Yasin (kru TVOne) take gambar buat dikirim ke Jakarta. Di Mavi Marmara ini, cuma wartawan yang dapet akses internet. Jadi sementara ini hasil jepretan gw disave ke laptop dan hanya beberapa saja yang penting dikirim ke kantor via akun Yasin. Yang jelas, di kapal ini gw banyak belajar. Diskusi dengan kameramen dari TV channel lain
tentang teknik pengambilan gambar, diskusi dengan relawan lain tentang perkembangan Islam di negaranya, dan yang terpenting adalah diskusi tentang Israel dan pembebasan Gaza dan Palestina.
Tapi sepertinya kami sudah tidak bergerak lagi.
Dan memang begitu. Kapten kapal mengumumkan bahwa kita berada di perairan internasional
menunggu kehadiran kapal-kapal lain dari Eropa. Dan yang paling ditunggu adalah MV Rachel Corrie yang didalamnya memuat aktivis Free Gaza Movement, Huwaida Arraf. Perempuan Palestina warga negara USA ini adalah motor FGM yang sering menyuarakan pembebasan Gaza. Nama kapalnya diambil dari aktivis USA yang tewas tahun 2003 menghadang tank Israel yang mencoba menggusur perumahan penduduk Palestina di Tepi Barat.

Menjelang pukul 2 siang, terdengar riuh rendah suara orang bertepuk tangan dan bersuit-suitan. Di kejauhan sana nampak sebuah kapal kecil mendekat. Berwarna putih, seperti seekor angsa yang berenang di tengah birunya air laut. Dan tak lama kapal tersebut, Challenger II, merapat ke sisi Mavi Marmara. Dari atas kapal, kulihat sesosok tubuh yang familiar. Ya, dia memang Huwaida. Tapi, kenapa dia dan seluruh orang dari Challenger berpindah ke Mavi Marmara?
Selanjutnya baru gw tahu kalo Challenger II mengalami kerusakan

pompa hidrolik, yang dicurigai akibat sabotase. Akibatnya kerusakan itu, terpaksa Challenger II harus merapat ke Cyprus untuk perbaikan. Well, one down. Will another follow. Sudah menjadi kabar burung bahwa salah satu usaha Israel menggagalkan pelayaran ini adalah dengan menyabotase kapal-kapal peserta.
Apakah Challenger II adalah korban sabotase? Tidak ada yang tahu. Yang jelas jika iya, berarti yang melakukan adalah salah satu penumpang Challenger II, dan sekarang mereka berada di Mavi Marmara di antara kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar