Kamis, 29 Juli 2010

60 Hours Above the Sea - bagian 9

Engga disangka ternyata kami sudah tidak bergerak lagi selama 32 jam sejak kapten memutuskan kapal berhenti untuk menunggu kedatangan kapal lain. Memang dalam flotilla ini, Turki bukan satu-satunya negara yang menyediakan kapal untuk ikut berlayar. Masih ada dari Irlandia, Swedia, dan Yunani.

Sambil iseng sekedar mengambil gambar dan mengamati kegiatan para penumpang, gw nyalain GPS dari hipback gw. Cukup lama juga proses transmitting dan receiving dari satelit di atas kepala sebelum akhirnya muncul segitiga kecil ditengah warna biru. Thar's us! Perkiraan terbaik dari GPS menunjukkan Mavi Marmara berada paling tidak 80 kilometer dari pantai selatan Pulau Cypruss, dengan haluan mengarah ke barat laut.

Semakin lama, kegiatan membunuh kebosanan semakin ramai terlihat.

Di salah satu pojokan, terlihat seorang syaikh asal Kuwait sedang menggelar kuliah hadits dengan audiens para ummahat. Sementara di lambung kapal sebelah kanan beberapa joran pancing terjulur keluar. Seorang pria gw asik dengan binocularnya mengamati Gazze I yang berada tidak jauh dari Mavi Marmara. Tak lama kemudian, Gazze I bergerak mengelilingi Mavi Marmara layaknya seekor angsa jantan yang memutari betinanya. Manuver ini disambut dengan tepuk tangan dan suitan riuh rendah dari dek Mavi Marmara. Kru Gazze I pun membalas dengan melambaikan tangan ke arah kami.

Namun, tetap saja kapal yang ditunggu belum hadir juga.

Pagi hari, seperti biasa, antrian terpusat di dua titik; pantry dan toilet. Kamar mandi sudah tidak dipenuhi seperti hari-hari kemarin, malam setelah masuk ke hari ketiga, persediaan air segar sudah habis. Jadi kami menggunakan air laut untuk keperluan membilas toilet, dan berwudhu. Gw pribadi sudah menduga seperti itu. Jadi, sebelum berangkat dari Kepez, gw udah mandi yang terakhir. Jaga-jaga kalo di kapal nggak bisa mandi. Dan syukurnya nih perut juga pengertian. Selama di kapal, kegiatan buang hajat no.1 tidak pernah terlintas. Hanya no.2 yang rutin beberapa kali dalam sehari.

Keluar dari kabin, suasana masih seperti kemarin. Obrolan santai makin sering terjadi pada beberapa kelompok. Wartawan makin intens menyetor berita berupa feed satelit dari fasilitas yang disediakan oleh IHH.

Ada dua topik hangat yang datang hari ini: rombongan kapal lain sudah kontak dengan kapten Mavi Marmara, dan rencana dari Israel untuk menggiring flotilla ke Ashdod, menawan relawan dan mendeportasi kami kembali ke negara asal.

Dan, memang benar. Tengah hari satu persatu kapal-kapal itu berdatangan. Hingga menjelang maghrib seluruh formasi sudah terbentuk. Total ada 6 kapal yang berkumpul, dan kemudian dengan berbanjar, pekikan Allahu Akbar dari sebagian penumpang, kami bergerak meneruskan perjalanan menuju Gaza. Sungguh, saat memandang jauh ke belakang, melihat kelima kapal yang lain, ada perasaan berbeda. Kebanggaan, haru, atau apa pun. Berbeda dari sekedar melihat iring-iringan kapal di Sail Bunaken 2009.

2 komentar:

ummu mumtazah mengatakan...

bagus rip...dibikin buku aJA..nanti kita2 promosiin.., btw, blog lu yang satunya itu diubah dong tempat buat komennya.. kalo komen dalam satu window gw gak pernah bisa kasih komen, selalu eror..gak tau napa. Kalo 2 window itu lancar2 aja..

sang petualang mengatakan...

@ummu mumtazah:
Oke, Bu..
Ini juga udah didesak kanan kiri. Maksudnya dilempar ke blog 96 buat minta feedback, tp kayanya masih pada jadi pengamat (itu juga kl ada yg baca).

Untuk blog pribadi coba deh ntar kubenerin. Thanks sarannya