Jumat, 23 Juli 2010

Ay..Ay..Captain - bagian 7



Setidakmya itu yg ada dalam benak gw saat hari keberangkatan kami dengan Mavi Marmara diumumkan. Kamis sore (sebenarnya menurut jam sudah malam, sekitar 19.22 waktu Turki), kami berkemas dan berangkat meninggalkan Kepez Sporthall menuju dermaga Antalya. Berarti 3 hari sudah kami berada di Antalya menunggu hari "besar' itu.

Jumlah relawan diumumkan tidak kurang dari 600 orang, jauh lebih sedikit dari kapasitas kapal sebanyak 800-an penumpang. Sebelum berangkat, seluruh relawan diminta untuk menandatangani kontrak untuk taat pada perintah pimpinan dan tidak melakukan tindakan yang menjurus kepada kekerasan dalam situasi apa pun. Seluruh senjata, api dan tajam, dilarang dibawa ke atas kapal. Dan hanya yang terdaftar dalam manifest penumpang yang bisa naik.

Luar biasanya, jumlah pengantar kami dua kali lipat jumlah yang berangkat. Sungguh
masyarakat Antalya menghargai ketulusan relawan yang akan membantu Gaza. Banyak diantara masyarakt yang mengantar menitipkan oleh-oleh atau bahkan makanan kecil untuk kami konsumsi selama di kapal. Saat itu, gw pikir ini rada kelewatan. perjalanan hanya memakan waktu kurang dari 36 jam, jadi kami tidak akan kelaparan di laut nanti.

Gelap sudah mulai turun saat kami masih berjuang dalam antrian menaiki Mavi Marmara. Stu per satu barang bawaan kami melalui mesin X-ray. Di sini, dua tongkat yang tadinya adalah pegangan sekop yang kami copot untuk memudahkan packing, diambil oleh keamanan imigrasi dan panitia dari IHH. "Ini tidak boleh dibawa." kata mereka. "Lho,..ini bukan senjata!" protes kami. "Ini PEGANGAN sekop untuk nanti kami peletakan batu pertama di Gaza." "Ya, apa pun. Yang jelas ini tidak bisa naik!" Jadilah dua gagang sekop itu korban pertama.

Korban berikutnya ternyata adalah gw sendiri. Surprise, walau sudah menandatangani kontrak, update data anggota, ternyata nama gw tidak ada di manifest. Yang mengagetkan, justru nama dr. Jose yang masih nongol di bagian anggota tim. Walah, kayanya niat kurang kuat nih makanya nggak diijinin berangkat sama Allah, demikian renunganku. Walhasil, panitia menjanjikan mengurus keberangkatan setelah SEMUA penumpang yang terdata check in. Mendingan lah, daripada harus balik badan. Masak gw bye-bye ke temen sendiri....

Dua jam menunggu dan melihat penumpang lain antri naik kapal, dalam udara yang makin dingin, akhirnya mereka memanggil juga. "What's your name?" Gw sebut nama gw dan menyerahkan paspor. "Been to Gaza before?" tanyanya melihat cap imigrasi Palestina. "Stay for three months." jawabku biasa. "No kidding, what were you doing for three months?" Many things, and after we arrive to Gaza, soon we'll start to build hospital." harap gw. "Oke, you may enter.." Alhamdulillah,... Ay..ay captain....

Tidak sulit menemukan dimana rombongan Indonesia lain berada. Semua ngumpul di salah satu pojokan di area buritan kapal. Sudah pukul sepuluh menjelang sebelas malam dan gw belum sholat maghrib.


Tidak ada komentar: